Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada perdagangan Rabu (23/8/2023), di mana IHSG sudah menguat selama tiga hari beruntun.
IHSG ditutup naik tipis 0,07% ke posisi 6.921,41. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.900 pada perdagangan hari ini.
Secara sektoral, sektor energi dan bahan baku menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni masing-masing sebesar 0,95% dan 0,86%.
Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | 3,84 | 18.800 | 1,21% |
Merdeka Battery Materials | MBMA | 3,01 | 785 | 9,03% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 2,76 | 5.600 | 0,45% |
United Tractors | UNTR | 1,09 | 27.875 | 1,00% |
Chandra Asri Petrochemical | TPIA | 1,02 | 2.150 | 1,42% |
Sumber Alfaria Trijaya | AMRT | 0,99 | 2.930 | 0,69% |
Sumber: Refinitiv
Saham raksasa batu bara dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 3,8 indeks poin.
Selain itu di posisi kedua, ada emiten produsen baterai anak usaha dari PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yang juga menjadi penopang IHSG yakni sebesar 3 indeks poin. Kapitalisasi pasar MBMA saat ini mencapai Rp 84,78 triliun.
Dengan ini, maka IHSG telah menguat selama tiga hari beruntun. IHSG kembali menguat meski tipis-tipis, di tengah sikap investor yang masih menanti keputusan terbaru suku bunga Bank Indonesia (BI) dan pidato ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) di Simposium Jackson Hole.
BI akan memulai RDG hari ini dan akan mengumumkan hasil keputusan Kamis besok. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral RI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.
Kubu MH Thamrin diperkirakan masih akan menahan suku bunga meskipun inflasi jauh melandai. BI belum bisa memangkas suku bunga karena masih besarnya tekanan eksternal, terutama dari Amerika Serikat (AS).
Di lain sisi, saat ini, investor di global juga menanti pidato dari Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell di acara Simposium Jackson Hole.
Powell akan memberikan pandangan terbarunya tentang apakah diperlukan lebih banyak pengetatan kebijakan untuk menurunkan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat, atau mulai mempertimbangkan untuk mempertahankan suku bunga.
Pidato Powell akan dinanti-nanti karena secara historis memiliki efek kejut yang besar untuk pasar global.
Pelaku pasar keuangan global kini memperkirakan ada potensi bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) mengerek suku bunga pada pertemuan September mendatang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
7 Saham Ini Bikin IHSG Terbang Jelang Libur Lebaran
(chd/chd)
Quoted From Many Source