Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah mentah mulai bangkit setelah tergelincir. Sebaliknya, harga emas semakin ambruk menjelang rilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu waktu Amerika Serikat (AS).
Harga minyak brent ambruk 0,7% dan WTI jatuh 0,8% pada perdagangan kemarin, Senin (14/8/2023). Harga minyak sudah membaik pada pagi hari ini dengan masing-masing menguat hampir 0,1%.
Harga minyak mentah sempat jatuh karena ada ekonomi China yang terus melemah serta ada proyeksi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
The Fed akan merilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Juli pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (17/8/2023).
Dalam rapat FOMC bulan lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,5%% dan memberi sinyal akan ada kenaikan suku bunga ke depan.
Jika The Fed menaikkan suku bunga kembali maka ekonomi AS terancam lesu padahal AS adalah konsumen terbesar minyak menta dunia.
Sementara itu, China melaporkan penjualan retail China mereka tumbuh 2,5% (year on year/yoy) pada Juli 2023, melambat dari pertumbuhan 3,1% di bulan sebelumnya.
Penantian risalah The fed juga membuat harga emas babak belur. Pada perdagangan Selasa (15/8/2023) pukul 10:20 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.906,98 per troy ons atau melemah 0,17%. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 14 Maret 2023.
Selengkapnya mengenai perkembangan harga komoditas bisa dibaca pada artikel di bawah ini:
Harga batu bara
Harga emas global
Harga emas Pegadaian
Harga emas Antam
Harga CPO
Harga minyak mentah
Berikut harga komoditas:
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Batu Bara Masih Jadi Primadona, Harga Emas & Minyak Labil
(mae/mae)
Quoted From Many Source