Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan produksi batu bara pada 2023 mencapai 75-80 juta ton. Hingga semester I-2023, Bumi Resources mencatat produksi batu bara mencapai 35,4 juta ton, naik 2% dibandingkan periode yang sama 2022.
Direktur and Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava mengatakan produksi semester II-2023 akan jauh lebih besar dibandingkan semester I, namun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Fluktuasi harga batu bara dan cuaca buruk menjadi salah satu yang dicermati hingga akhir tahun.
Siklus komoditas yang membuat fluktuasi harga batu bara menurutnya harus diwaspadai karena tidak dapat diprediksi. Beberapa faktor bisa mempengaruhi harga, misalnya banjir bandang yang melanda China pekan lalu.
Kondisi ini menyebabkan gangguan pada jalur kereta api pengantar batu bara di daerah Jingxing. Gangguan distribusi tersebut memunculkan kekhawatiran jika pasokan batu bara akan turun tajam sehingga harganya pun naik.
Di samping itu, harga batu bara juga sempat tertekan oleh perusahaan batu bara India yang menaikkan produksi batu baranya pada Juli 2023. Kenaikan produksi tersebut membuat India sebagai konsumen terbesar batu bara bisa memangkas impor dan membuat permintaan global turun.
Selain itu kenaikan kewajiban kepada negara juga menjadi tantangan. Setiap tahunnya 40-45% pendapatan kotor BUMI dikontribusikan ke kas negara.
“Termasuk royalti yang lebih tinggi dan tambahan 10% bagi hasil dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” ungkap Dileep kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/8/2023).
Tantangan lainnya melambungnya harga bahan bakar yang dinilai dapat meningkatkan komponen biaya operasional perusahaan. Adanya regulasi mengenai setoran sebesar 30% dari pendapatan ekspor selama 3 bulan yang berlaku sejak 1 Agustus 2023 juga menjadi hal yang dicermati.
Efisiensi, digitalisasi, hilirisasi batu bara, hingga diversifikasi non batu bara juga termasuk sebagai tantangan dalam mengejar target produksi batu bara di 2023.
“Faktor waktu, pasar, dan regulasi akan berperan dalam persepsi dan hasil pasar. Tentu saja, BUMI adalah satu-satunya perusahaan yang bebas utang dengan mitra ekuitas yang kuat, yakni Bakrie, Salim & CIC, dan lainnya. Menjadi bebas utang dalam lingkungan geo-eko-politik saat ini menempatkan BUMI pada keunggulan komparatif,” pungkas Dileep.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Tren Harga Tinggi, Pendapatan BUMI Melesat 30% di Kuartal I
(rah/rah)
Quoted From Many Source